skip to main |
skip to sidebar
Kau lebih dari sang surya
Kau lebih dari rembulan
Dan kaupun lebih dari bunga yang wangi
Dan kaupun lebih dari indahnya pelangi
Bintangpun tak mampu berdampingan denganmu
Kaupun melebihi sang penyair
Kaupun lebih anggun dari berlian
Kau beri aku sejuta rasa
Rasa sayang, rasa takut
Rasa kehilangan, rasa cemburu
Rasa benci, rasa rindu
Rasa jatuh, rasa terpuruh
dan sebagainya
Menyatu semua dalam jiwa
Terendap dala nurani
Semuanya yang tak mudah sirna
Apakah ini cinta?
Kaupun tak tahu akan ini
Tapi yang kuminta
Kau tetap disampingku
Tetap jadi mimpiku
Tetap jadi harapanku
Dimana suatu hari
Dihari baik kan kujemput mimpi dan harap ini
Menjadi nyata terbinya mentari
Dan kan seindah pelangi
Paras halus bercahaya
Anggun tersenyum saat tidur
Bintang tak kalah sinar nya
Dia bidadari bersirip
Elok akan berjalan
Seindah sungai bintang di malam gelap
Tak kalah sinar akan paras anggunnya
Tersenyum akan khidmatnya
Terbayang akan kasihnya
Tak pernah terganti
Keanggunannya sirnakan cahaya senja
Elegannya alihkan indah pelangi
Syukur atas nikmatnya
Kelak harap kan kembali
Tulang rusuk kiriku
Hampa tanpa senyumnya
Tanpa ucapnya
Tanpa sapanya
Tergores embun pagi
Sinarnya arungi langkah
Tegurnya sadari hati
Terima kasih
Kau bagian dariku
Warna indah di hidupku
Kelam seakan sirna dalam rangkaian kecupmu
Melangkahlah kasih
Aku selalu di depanmu
Tuk genggam tanganmu
Dan berlari bersamamu
Bukan tuk mengecewakanmu
Khilaf itu kan jadi cambuk bagi ku
Takkan pernah terulang
Takkan pernah singgah
Kusadari itu
Langkah tersedu dan terbang
Langit meminta akan gelap
Merah menghilang tertelan barat
Cahaya kecil dan bulat besar
Hening sunyi deburan angin
Hinggap dalam sanubari
Malam memeluk pelangi
Bukan surya tapi rembulan
Cahaya yang redup di kegelapan
Mega hilir transparan
Turun genggam aku
Kau peluk aku
Dan sekarang ku memeluk mu
Dalam letihnya langkah
Redam tensi tinngi
Temani hening sunyi
Cahaya kecil nan ribuan
Angin masih terus memelukku
Terlelaplah dalam pelukanku
Sampai kau mimpi jadi nyata
Menjadi miliku
Panas terang cahaya surya, menyentuh rambut tembus ke kepala
Membakar otak tanpa waktu
Merengguh dalam qalbu
Raga rapuh akan ucap,
Takut kehancuran harap
Namun aku pasang badan tuk bersikap
Menembus lidah yang bergoyang
Menunggu ucapmu
Menunggu sikapmu
Menunggu kasihmu
Menunggu cintamu
Hai bidadari bersirip
Hadirkan kesempatan itu
Dan kutakkan mengembalikan badan lagi darimu
Dan ku kan berusaha arif
Mungkin tak mengerti sekarang di pundakku
Tak tahu duduk masalahnya
Kuharap langkahmu menuju kasih
Mengambil pengertian tuk penjelasanmu
Pikiran melayang jauh
Perasaan tak senada nampak jelas ku tak sanggup tanpa hadirmu
Sungguh terasa hadirmu berarti untukku
Disini, malam ini
Menunggu pagi di kemelut sunyi
Peluklah aku dan genggamlah tanganku
Ketika sinar mentari
Belum saatnya tuk berdiri
Saat kurapuh tanpa tongkat
Dikala gelap selimuti alam
Tanpa cahaya secerah pagi
Mungkin aku tersungkur jatuh
Takkan lama cahaya kan datang
Terlihat jelas aku merangkak tanpa rangkulan
Semakin lama aku tersungkur
Haus, tanpa teduh selain alam
Sedikit demi sedikit
Rasa gosong hilang terlahap waktu
Dan kegelapan menyelimuti mata
Aku tersandung dan jatuh
Dimana larut melarutnya waktu
Lemak tak lagi berfungsi
Kelembaban turun dengan embun
Aku terdiam dan menggigil
Rangkul aku kasih
Dan selimuti aku
Dikala aku tak mampu berdiri menerjang alam
Dan waktu yang mungkin aku hadapi sendiri
Genggamlah tangan ini
Tak pernah rasa bahagia
Terpancar dari wajahnya
Tiap minggu bahkan tiap jam
Adakala apapun
Penyesalan selalu terucap
Semua karena aku
Kasih sayangnya
Tak pernah aku balas dengan santun
Perhatiannya tak pernah
Aku balas dengan syukur
Ya Allah hukum hambaMu ini
Yang bingung saat ada persimpangan
Samapi salah mengambil jalan lurus
Ucapannya selalu aku lawan
Perhatianya selalu aku acuhkan
Kasih sayangnya hambar
Karena aku tak peduli
Aku telah sakiti hatinya
Sekarang dosa ini sudah sebesar gunung
Masihkah Engkau memaafkan hambaMu
Yang berlumur dosa di seluruh tubuh ini?
Sunyi ini di saat menjelang pagi
Hati berlari kemana kemari
Tanpa arah hujan lagi
Harap merangkul mentari
Tapi sebatas mimpi
Tanpa mencoba berdiri
Di depan jiwa ini
Ingin mimpi ini berdiri
Diatas hati diri sendiri
Tanpa mengenal malam, siang dan pagi
Ingin memeluk mentari
Tanpa mimpi berdiri di depan cahayanya
Menghadapi seperti dirinya
Bantu aku kasih
Dengan cahaya kasihmu
Tanpa menyita waktumu
Kering rasa berlari hampa kedinginan
Dalam sinar matahari
Terasa tenggelam dalam karunia-Mu
Siang hilang terlahap malam
Sampai tak ada tempo 'tuk berlari keringat
Dan hembusan nafas masih panas
Tapi cahaya tak menyala
Beri aku tongkat tuk merangkak dengan doa dan sehangat senyumanmu
Aku kan merangkak di depan gelapnya malam
'tuk menyambut surya dan jemputlah aku
'tuk menggandeng tanganku dan tetap di sampingku
Bediri berlari menatap mentari
Memegang genggaman awan
Berdiri diatas mega relung relung kehidupan
Namun tak jelas, hanya kekacauan seekor burung
Hembusan angin tanpa bergemuru
Menyentuh lembut tubuhku dengan hawa dinginnya
Tersinar jelas sunrise di ufuk timur
Tersimpan kedamaian didalam biasan merahnya
Seteguk nyawa sepeti kembali
Namun kerinduan datang mendalam
Didasar qalbu atas nama-Mu
Ya Allah..........Engkau ciptakan keindahan
Diatas kelelahan ini
Engkau tak ada duanya
Semua tubuh dan hati ini bergemetar di atas keindahan
Namun aku terbayang lagi kerinduan-Mu
Di dalam sinar wajahnya
Yang berdampingan dengan merah sinar-Mu
Diatas mega di dalam keindahan-Mu
Dia hadir terbayang
Dan pancarkan cahaya keindahan-Mu di bayanganku
Merah merekah sang pembawa kehidupan
Ciptaan-Mu dan disampingnya
Sesosok pasangan kaum adam bersanding dalam bayanganku
Terasa dipeluk erat olehnya
Bergetar kedua kalinya aku oleh keindahan-Mu
Ya Allah......biarkan hari ini, esok dan seterusnya
Menjadi hari pengharapan atas rihdo-Mu
Kau seperti puteri yang menuruni anak tangga
Dengan paras anggunnya
Belaian lembut tutur katanya
Hangatnya perhatiannya dan begitu tenang kasihnya
Dia setangkai bunga di atas air
Yang selalu terpancar cantiknya bersama cahaya rembulan
Dia nafasku dan dia pula hatiku
Yang mengilhami setiap langkah hidupnya
Tak pernah berhenti mencintaiku sepenuh jiwa raga
Walaupun samar dan tak pernah berhenti mengasihi setulus hatinya
Mungkin aku separuh jiwanya
Mungkin pula hatinya
Yang selalu memeluk hatinya
Dia bagian dariku, tulang rusuk kiriku
Dan pertahankanlah aku sebagai pelengkapmu
Dikala bulan bersinar dengan penuh
Desiran angin berhembus menerjang diriku
Seperti membisik agar cinta ini
Tak henti berdenyut dalam jantungmu
Gumpalan cahaya rembulan
Dengan biasan sinar bintang
Mempertegas rahang hati ini
Bahwa kumerindukanmu
Tatkala pantulan cahaya rembulan
Terbias dalam genangan air
Seakan memeluk erat jiwa dan raga
Agar balasan cintamu tak terbuang
Dan menjadi nyawa dalam dunia
Saat kesunyian datang tanpa dirimu
Raga tak sanggup berdiri
Keraguan menyapa rasa
Setiap malam saat bintang tak meraih mimipi
Hanya kehampaan menyelimuti hati
Harapan hanya ingin ada dirimu
Temani kehampaan hati ini
Kini waktu terus menutupi kerinduan ini
Yang ada hanya ada bayangan dirimu
Yang menjadi mimpi indah di setiap tidurku
Namun kau jauh dariku
Ijinkan hati ini terus memiliki hatimu di setiap nafasku
Malam dalam gelap terenung satu alasan
Yang selalu aku pikirkan
Yang selalu aku nantikan
Semua kata dirimu
Kau tahu aku selalu ikuti pikiranmu
Kau tahu aku selalu ikuti apa kata dirimu
Tak satupun alasan
Ada ataupun tak ada dirimu
Ku tetap menjaga cintamu
Kau tahu ku selalu ikuti kasihmu
Kau tahu ku selalu ikuti cintamu
Dan tak satupun alasan
Melupakanmu, meninggalkanmu
Jiwaku ingin senantiasa bersanding setiap hari
Kau tetap puteri fajarku
Si penerang jiwa dalam semu
Yang terus menemani langkah hatiku
'tuk melangkah dijalan tertutup kabut harap
Dalam tegar suatu harap terdapat haru menangis di taman bungaSeteguk embun yang tersimpan di balik daunNamun ia akan hilang oleh hangat sang mentariBerpijak sang surya memerah Warna yang kau sinari di alam iniTercampur hingga sinar matahariTerus bersinar dan semakin ke atasSesaat raga mulai bangun oleh fajarKesegaran dan kehangatan yang terasa oleh sang suryaMemberi kehidupan akan mahluk semua di alam iniItulah cinta kasihMuYang tak pernah berhentiWalau terkadang malam menggantikan siangTetapi engkau selalu berpijak di tiap fajar 'kan menyingsing
Seluruh mega sudah menutup duniaSebutir airpun runtuh dari langitMenghujam bumi tanpa hentiDan kutak ingin 'tuk berteduhMalam ini hanya sepi yang menjadi selimut hatiYang setia sampai pagi Malam ini, raga terdiamDan hanyut akan malam Terbawa sukma hati bernaungDan memeluk erat sukmamu yang tertidur pulasGemuruh rindu terus membisik, menghanyut, mengalir hanya untukmuMungkin hujan dan rindu ini'kan bernaung di kubangan hatikuAgar kau selalu di hatiku ( 4 Mei 2010)
Menjaga bintang agar tetap bersinar dalam tenggelamnya mega dalam nuraninya kadang kesalahan banyak dariku terdiam merenungi apa yang bulan pikirkan apa yang air bawa menuju dasar permukaan kuingin menjadi air yang memberi kehidupan bagi milik didalamnya oh.....Tuhan semoga sifat air menjadi nyawa dalam hatiku ini memang sebuah harapan yang tak mungkin tergenggam tetapi berusaha menjalin beraturan seperti bulan dan air yang beda tetapi saling berkesinambungan
Jika nanti esok engkau membuka kelopak mata yang masih sayu terlarut rasa yang terebah diatas alas tidur mu dan teriakan kokok ayam menyambut fajar yang berganti pagi dengan tetesan embun yang takkan pecah oleh sinar mentari disaat kemerdekaan negeri ini resapilah makna alhamdulillah dan bersyukur karena rakhmatNya kita masih berbaur satu saling menyayangi, dan semoga ketakutan kita tak menjadi penutup insan kita dan semoga jodoh itu milik kita berdua walaupun kerinduan masih membayangi sirkuit kita mari bergerak melangkah bersama karena engkau anugerah yang kumiliki
Ketakutan rasa masih terdengar kehampaan terasa membayangi diamlah engkau di hati ini jangan pernah kembali ke belakangmu karena aku tak rela engkau tegak dalam lalu mu tanamlah angan diriku walaupun siang malam tak bersamaku aku kan siap di depan atau di belakangmu disaat waktu mendukung kita percaya padaku karena aku lebih percaya akan lisanmu
Tertegur angin berbaur rasa menyayat ombak ke tepi daratan teratur bergantian tanpa henti yang terus terselimut hari esok mentari bersinar dalam lengkungan bumi masih enggan memberi kehidupan, kapastian mentari datang di setiap harinya memberi cahaya yang terselimut hangat dengan keindahannya
Bersama bintang di malam berbaur dengan dinginnya angin kau tak henti ada dipikiranku Tak lepas oleh waktu Kau selalu singgah di hati seperti sinar mentari yang pasti menyinari malam Engkau dan aku adalah ikan bersirip satu yang takkan bisa berenang bila kita tak berpelukan dan genggam erat tanganku bila engkau diatas badai dan jangan pernah kau lepas karena kan dihadapi bersama
Sunyi dalam senyap hening terasa meraih jenuh, tanpa langkah detik jam, yang seakan diam tersapu harap kuterdiam berbekal tongkat ayunkan tongkat mencari jejak bayangmu kelopak mataku tertutup silih perputaran siang dan malam sampai kutak merentangkan tangan ku tolakan tongkat dengan tujuan harap semu malam dan siang merayap sampai kujenuh tanpa kesempurnaan ku buang tongkatku, ku duduk dan diam memegang kepala kau menarik jenggotku dari arah hampamu dan mencium bibirku tanpa membuka kelopakku raga menahan, jiwa gemetar, seakan lalu memeluk hatiku oh....terasa sempurna dunia ini namun kau datang memikul beban berat sampai kau tertatih memikulnya peluk aku, pasti hatimu kan menggenggam bintang sampai kumampu berdiri dan berlari menggendongmu tanpa pikulan yang kau pikul