Minggu, 05 Agustus 2012

Kaupun lebih dari

Kau lebih dari sang surya

Kau lebih dari rembulan

Dan kaupun lebih dari bunga yang wangi

Dan kaupun lebih dari indahnya pelangi


Bintangpun tak mampu berdampingan denganmu

Kaupun melebihi sang penyair

Kaupun lebih anggun dari berlian


Kau beri aku sejuta rasa

Rasa sayang, rasa takut

Rasa kehilangan, rasa cemburu

Rasa benci, rasa rindu

Rasa jatuh, rasa terpuruh

dan sebagainya


Menyatu semua dalam jiwa

Terendap dala nurani

Semuanya yang tak mudah sirna


Apakah ini cinta?

Kaupun tak tahu akan ini

Tapi yang kuminta

Kau tetap disampingku

Tetap jadi mimpiku

Tetap jadi harapanku


Dimana suatu hari

Dihari baik kan kujemput mimpi dan harap ini

Menjadi nyata terbinya mentari

Dan kan seindah pelangi

Tulang Rusuk Kiriku

Paras halus bercahaya

Anggun tersenyum saat tidur

Bintang tak kalah sinar nya

Dia bidadari bersirip

Elok akan berjalan

Seindah sungai bintang di malam gelap

Tak kalah sinar akan paras anggunnya

Tersenyum akan khidmatnya

Terbayang akan kasihnya

Tak pernah terganti

Keanggunannya sirnakan cahaya senja

Elegannya alihkan indah pelangi

Syukur atas nikmatnya

Kelak harap kan kembali

Tulang rusuk kiriku

Sadari Hati

Hampa tanpa senyumnya

Tanpa ucapnya

Tanpa sapanya


Tergores embun pagi

Sinarnya arungi langkah

Tegurnya sadari hati


Terima kasih

Kau bagian dariku

Warna indah di hidupku

Kelam seakan sirna dalam rangkaian kecupmu


Melangkahlah kasih

Aku selalu di depanmu

Tuk genggam tanganmu

Dan berlari bersamamu

Bukan tuk mengecewakanmu


Khilaf itu kan jadi cambuk bagi ku

Takkan pernah terulang

Takkan pernah singgah

Kusadari itu

Mimpi jadi Nyata

Langkah tersedu dan terbang

Langit meminta akan gelap

Merah menghilang tertelan barat


Cahaya kecil dan bulat besar

Hening sunyi deburan angin

Hinggap dalam sanubari


Malam memeluk pelangi

Bukan surya tapi rembulan

Cahaya yang redup di kegelapan

Mega hilir transparan


Turun genggam aku

Kau peluk aku

Dan sekarang ku memeluk mu

Dalam letihnya langkah


Redam tensi tinngi

Temani hening sunyi

Cahaya kecil nan ribuan

Angin masih terus memelukku


Terlelaplah dalam pelukanku

Sampai kau mimpi jadi nyata

Menjadi miliku

Arti Hadirmu

Panas terang cahaya surya, menyentuh rambut tembus ke kepala

Membakar otak tanpa waktu

Merengguh dalam qalbu

 

Raga rapuh akan ucap,

Takut kehancuran harap

Namun aku pasang badan tuk bersikap

Menembus lidah yang bergoyang


Menunggu ucapmu

Menunggu sikapmu

Menunggu kasihmu

Menunggu cintamu


Hai bidadari bersirip

Hadirkan kesempatan itu

Dan kutakkan mengembalikan badan lagi darimu

Dan ku kan berusaha arif


Mungkin tak mengerti sekarang di pundakku

Tak tahu duduk masalahnya

Kuharap langkahmu menuju kasih

Mengambil pengertian tuk penjelasanmu

 

Pikiran melayang jauh

Perasaan tak senada nampak jelas ku tak sanggup tanpa hadirmu

Sungguh terasa hadirmu berarti untukku

 

Disini, malam ini

Menunggu pagi di kemelut sunyi

Peluklah aku dan genggamlah tanganku

Kamis, 10 Mei 2012

Rangkul Aku Kasih

Ketika sinar mentari

Belum saatnya tuk berdiri

Saat kurapuh tanpa tongkat

Dikala gelap selimuti alam

Tanpa cahaya secerah pagi

Mungkin aku tersungkur jatuh


Takkan lama cahaya kan datang

Terlihat jelas aku merangkak tanpa rangkulan

Semakin lama aku tersungkur

Haus, tanpa teduh selain alam

 

Sedikit demi sedikit

Rasa gosong hilang terlahap waktu

Dan kegelapan menyelimuti mata

Aku tersandung dan jatuh


Dimana larut melarutnya waktu

Lemak tak lagi berfungsi

Kelembaban turun dengan embun

Aku terdiam dan menggigil


Rangkul aku kasih

Dan selimuti aku

Dikala aku tak mampu berdiri menerjang alam

Dan waktu yang mungkin aku hadapi sendiri

Genggamlah tangan ini

Maafkan Aku Mamah

Tak pernah rasa bahagia

Terpancar dari wajahnya

Tiap minggu bahkan tiap jam

Adakala apapun

Penyesalan selalu terucap

Semua karena aku


Kasih sayangnya

Tak pernah aku balas dengan santun

Perhatiannya tak pernah

Aku balas dengan syukur


Ya Allah hukum hambaMu ini

Yang bingung saat ada persimpangan

Samapi salah mengambil jalan lurus


Ucapannya selalu aku lawan

Perhatianya selalu aku acuhkan

Kasih sayangnya hambar

Karena aku tak peduli

Aku telah sakiti hatinya

Sekarang dosa ini sudah sebesar gunung

Masihkah Engkau memaafkan hambaMu

Yang berlumur dosa di seluruh tubuh ini?

Kamis, 26 April 2012

Bantu Aku

Sunyi ini di saat menjelang pagi

Hati berlari kemana kemari

Tanpa arah hujan lagi


Harap merangkul mentari

Tapi sebatas mimpi

Tanpa mencoba berdiri

Di depan jiwa ini


Ingin mimpi ini berdiri

Diatas hati diri sendiri

Tanpa mengenal malam, siang dan pagi


Ingin memeluk mentari

Tanpa mimpi berdiri di depan cahayanya

Menghadapi seperti dirinya


Bantu aku kasih

Dengan cahaya kasihmu

Tanpa menyita waktumu

Tetap di sampingku

Kering rasa berlari hampa kedinginan

Dalam sinar matahari

Terasa tenggelam dalam karunia-Mu


Siang hilang terlahap malam

Sampai tak ada tempo 'tuk berlari keringat

Dan hembusan nafas masih panas

Tapi cahaya tak menyala


Beri aku tongkat tuk merangkak dengan doa dan sehangat senyumanmu

Aku kan merangkak di depan gelapnya malam

'tuk menyambut surya dan jemputlah aku

'tuk menggandeng tanganku dan tetap di sampingku

Bergetar atas keindahan-Mu

Bediri berlari menatap mentari

Memegang genggaman awan

Berdiri diatas mega relung relung kehidupan

Namun tak jelas, hanya kekacauan seekor burung

Hembusan angin tanpa bergemuru

Menyentuh lembut tubuhku dengan hawa dinginnya

Tersinar jelas sunrise di ufuk timur

Tersimpan kedamaian didalam biasan merahnya

Seteguk nyawa sepeti kembali

Namun kerinduan datang mendalam

Didasar qalbu atas nama-Mu

Ya Allah..........Engkau ciptakan keindahan

Diatas kelelahan ini

Engkau tak ada duanya

Semua tubuh dan hati ini bergemetar di atas keindahan

Namun aku terbayang lagi kerinduan-Mu

Di dalam sinar wajahnya

Yang berdampingan dengan merah sinar-Mu

Diatas mega di dalam keindahan-Mu

Dia hadir terbayang

Dan pancarkan cahaya keindahan-Mu di bayanganku

Merah merekah sang pembawa kehidupan

Ciptaan-Mu dan disampingnya

Sesosok pasangan kaum adam bersanding dalam bayanganku

Terasa dipeluk erat olehnya

Bergetar kedua kalinya aku oleh keindahan-Mu

Ya Allah......biarkan hari ini, esok dan seterusnya

Menjadi hari pengharapan atas rihdo-Mu

09-09-09

Kau seperti puteri yang menuruni anak tangga

Dengan paras anggunnya

Belaian lembut tutur katanya

Hangatnya perhatiannya dan begitu tenang kasihnya

Dia setangkai bunga di atas air

Yang selalu terpancar cantiknya bersama cahaya rembulan

Dia nafasku dan dia pula hatiku

Yang mengilhami setiap langkah hidupnya

Tak pernah berhenti mencintaiku sepenuh jiwa raga

Walaupun samar dan tak pernah berhenti mengasihi setulus hatinya

Mungkin aku separuh jiwanya

Mungkin pula hatinya

Yang selalu memeluk hatinya

Dia bagian dariku, tulang rusuk kiriku

Dan pertahankanlah aku sebagai pelengkapmu

Balasan cintamu

Dikala bulan bersinar dengan penuh

Desiran angin berhembus menerjang diriku

Seperti membisik agar cinta ini

Tak henti berdenyut dalam jantungmu


Gumpalan cahaya rembulan

Dengan biasan sinar bintang

Mempertegas rahang hati ini

Bahwa kumerindukanmu


Tatkala pantulan cahaya rembulan

Terbias dalam genangan air

Seakan memeluk erat jiwa dan raga

Agar balasan cintamu tak terbuang

Dan menjadi nyawa dalam dunia

Di setiap nafasku

Saat kesunyian datang tanpa dirimu

Raga tak sanggup berdiri

Keraguan menyapa rasa

Setiap malam saat bintang tak meraih mimipi

Hanya kehampaan menyelimuti hati

Harapan hanya ingin ada dirimu

Temani kehampaan hati ini

Kini waktu terus menutupi kerinduan ini

Yang ada hanya ada bayangan dirimu

Yang menjadi mimpi indah di setiap tidurku

Namun kau jauh dariku

Ijinkan hati ini terus memiliki hatimu di setiap nafasku

Kau tahu

Malam dalam gelap terenung satu alasan

Yang selalu aku pikirkan

Yang selalu aku nantikan

Semua kata dirimu

Kau tahu aku selalu ikuti pikiranmu

Kau tahu aku selalu ikuti apa kata dirimu

Tak satupun alasan

Ada ataupun tak ada dirimu

Ku tetap menjaga cintamu

Kau tahu ku selalu ikuti kasihmu

Kau tahu ku selalu ikuti cintamu

Dan tak satupun alasan

Melupakanmu, meninggalkanmu

Jiwaku ingin senantiasa bersanding setiap hari

Kau tetap puteri fajarku

Si penerang jiwa dalam semu

Yang terus menemani langkah hatiku

'tuk melangkah dijalan tertutup kabut harap

Rabu, 29 Februari 2012

Itulah cinta KasihMu

Dalam tegar suatu harap terdapat haru menangis di taman bunga
Seteguk embun yang tersimpan di balik daun
Namun ia akan hilang oleh hangat sang mentari

Berpijak sang surya memerah
Warna yang kau sinari di alam ini
Tercampur hingga sinar matahari
Terus bersinar dan semakin ke atas

Sesaat raga mulai bangun oleh fajar
Kesegaran dan kehangatan yang terasa oleh sang surya

Memberi kehidupan akan mahluk semua di alam ini
Itulah cinta kasihMu
Yang tak pernah berhenti
Walau terkadang malam menggantikan siang
Tetapi engkau selalu berpijak di tiap fajar 'kan menyingsing

Agar kau selalu di hatiku

Seluruh mega sudah menutup dunia
Sebutir airpun runtuh dari langit
Menghujam bumi tanpa henti
Dan kutak ingin 'tuk berteduh
Malam ini hanya sepi yang menjadi selimut hati
Yang setia sampai pagi

Malam ini, raga terdiam
Dan hanyut akan malam
Terbawa sukma hati bernaung
Dan memeluk erat sukmamu yang tertidur pulas
Gemuruh rindu terus membisik, menghanyut, mengalir hanya untukmu

Mungkin hujan dan rindu ini
'kan bernaung di kubangan hatiku
Agar kau selalu di hatiku ( 4 Mei 2010)

Senin, 27 Februari 2012

Bulan dan Air

Menjaga bintang agar tetap bersinar dalam tenggelamnya mega dalam nuraninya kadang kesalahan banyak dariku terdiam merenungi apa yang bulan pikirkan apa yang air bawa menuju dasar permukaan kuingin menjadi air yang memberi kehidupan bagi milik didalamnya oh.....Tuhan semoga sifat air menjadi nyawa dalam hatiku ini memang sebuah harapan yang tak mungkin tergenggam tetapi berusaha menjalin beraturan seperti bulan dan air yang beda tetapi saling berkesinambungan

Anugerah yang Ku miliki

Jika nanti esok engkau membuka kelopak mata yang masih sayu terlarut rasa yang terebah diatas alas tidur mu dan teriakan kokok ayam menyambut fajar yang berganti pagi dengan tetesan embun yang takkan pecah oleh sinar mentari disaat kemerdekaan negeri ini resapilah makna alhamdulillah dan bersyukur karena rakhmatNya kita masih berbaur satu saling menyayangi, dan semoga ketakutan kita tak menjadi penutup insan kita dan semoga jodoh itu milik kita berdua walaupun kerinduan masih membayangi sirkuit kita mari bergerak melangkah bersama karena engkau anugerah yang kumiliki

Aku tak Rela

Ketakutan rasa masih terdengar kehampaan terasa membayangi diamlah engkau di hati ini jangan pernah kembali ke belakangmu karena aku tak rela engkau tegak dalam lalu mu tanamlah angan diriku walaupun siang malam tak bersamaku aku kan siap di depan atau di belakangmu disaat waktu mendukung kita percaya padaku karena aku lebih percaya akan lisanmu

Terselimut Hari Esok

Tertegur angin berbaur rasa menyayat ombak ke tepi daratan teratur bergantian tanpa henti yang terus terselimut hari esok mentari bersinar dalam lengkungan bumi masih enggan memberi kehidupan, kapastian mentari datang di setiap harinya memberi cahaya yang terselimut hangat dengan keindahannya

Dan Jangan

Bersama bintang di malam berbaur dengan dinginnya angin kau tak henti ada dipikiranku Tak lepas oleh waktu Kau selalu singgah di hati seperti sinar mentari yang pasti menyinari malam Engkau dan aku adalah ikan bersirip satu yang takkan bisa berenang bila kita tak berpelukan dan genggam erat tanganku bila engkau diatas badai dan jangan pernah kau lepas karena kan dihadapi bersama

Peluk aku

Sunyi dalam senyap hening terasa meraih jenuh, tanpa langkah detik jam, yang seakan diam tersapu harap kuterdiam berbekal tongkat ayunkan tongkat mencari jejak bayangmu kelopak mataku tertutup silih perputaran siang dan malam sampai kutak merentangkan tangan ku tolakan tongkat dengan tujuan harap semu malam dan siang merayap sampai kujenuh tanpa kesempurnaan ku buang tongkatku, ku duduk dan diam memegang kepala kau menarik jenggotku dari arah hampamu dan mencium bibirku tanpa membuka kelopakku raga menahan, jiwa gemetar, seakan lalu memeluk hatiku oh....terasa sempurna dunia ini namun kau datang memikul beban berat sampai kau tertatih memikulnya peluk aku, pasti hatimu kan menggenggam bintang sampai kumampu berdiri dan berlari menggendongmu tanpa pikulan yang kau pikul