skip to main |
skip to sidebar
Sunyi ini di saat menjelang pagi
Hati berlari kemana kemari
Tanpa arah hujan lagi
Harap merangkul mentari
Tapi sebatas mimpi
Tanpa mencoba berdiri
Di depan jiwa ini
Ingin mimpi ini berdiri
Diatas hati diri sendiri
Tanpa mengenal malam, siang dan pagi
Ingin memeluk mentari
Tanpa mimpi berdiri di depan cahayanya
Menghadapi seperti dirinya
Bantu aku kasih
Dengan cahaya kasihmu
Tanpa menyita waktumu
Kering rasa berlari hampa kedinginan
Dalam sinar matahari
Terasa tenggelam dalam karunia-Mu
Siang hilang terlahap malam
Sampai tak ada tempo 'tuk berlari keringat
Dan hembusan nafas masih panas
Tapi cahaya tak menyala
Beri aku tongkat tuk merangkak dengan doa dan sehangat senyumanmu
Aku kan merangkak di depan gelapnya malam
'tuk menyambut surya dan jemputlah aku
'tuk menggandeng tanganku dan tetap di sampingku
Bediri berlari menatap mentari
Memegang genggaman awan
Berdiri diatas mega relung relung kehidupan
Namun tak jelas, hanya kekacauan seekor burung
Hembusan angin tanpa bergemuru
Menyentuh lembut tubuhku dengan hawa dinginnya
Tersinar jelas sunrise di ufuk timur
Tersimpan kedamaian didalam biasan merahnya
Seteguk nyawa sepeti kembali
Namun kerinduan datang mendalam
Didasar qalbu atas nama-Mu
Ya Allah..........Engkau ciptakan keindahan
Diatas kelelahan ini
Engkau tak ada duanya
Semua tubuh dan hati ini bergemetar di atas keindahan
Namun aku terbayang lagi kerinduan-Mu
Di dalam sinar wajahnya
Yang berdampingan dengan merah sinar-Mu
Diatas mega di dalam keindahan-Mu
Dia hadir terbayang
Dan pancarkan cahaya keindahan-Mu di bayanganku
Merah merekah sang pembawa kehidupan
Ciptaan-Mu dan disampingnya
Sesosok pasangan kaum adam bersanding dalam bayanganku
Terasa dipeluk erat olehnya
Bergetar kedua kalinya aku oleh keindahan-Mu
Ya Allah......biarkan hari ini, esok dan seterusnya
Menjadi hari pengharapan atas rihdo-Mu
Kau seperti puteri yang menuruni anak tangga
Dengan paras anggunnya
Belaian lembut tutur katanya
Hangatnya perhatiannya dan begitu tenang kasihnya
Dia setangkai bunga di atas air
Yang selalu terpancar cantiknya bersama cahaya rembulan
Dia nafasku dan dia pula hatiku
Yang mengilhami setiap langkah hidupnya
Tak pernah berhenti mencintaiku sepenuh jiwa raga
Walaupun samar dan tak pernah berhenti mengasihi setulus hatinya
Mungkin aku separuh jiwanya
Mungkin pula hatinya
Yang selalu memeluk hatinya
Dia bagian dariku, tulang rusuk kiriku
Dan pertahankanlah aku sebagai pelengkapmu
Dikala bulan bersinar dengan penuh
Desiran angin berhembus menerjang diriku
Seperti membisik agar cinta ini
Tak henti berdenyut dalam jantungmu
Gumpalan cahaya rembulan
Dengan biasan sinar bintang
Mempertegas rahang hati ini
Bahwa kumerindukanmu
Tatkala pantulan cahaya rembulan
Terbias dalam genangan air
Seakan memeluk erat jiwa dan raga
Agar balasan cintamu tak terbuang
Dan menjadi nyawa dalam dunia
Saat kesunyian datang tanpa dirimu
Raga tak sanggup berdiri
Keraguan menyapa rasa
Setiap malam saat bintang tak meraih mimipi
Hanya kehampaan menyelimuti hati
Harapan hanya ingin ada dirimu
Temani kehampaan hati ini
Kini waktu terus menutupi kerinduan ini
Yang ada hanya ada bayangan dirimu
Yang menjadi mimpi indah di setiap tidurku
Namun kau jauh dariku
Ijinkan hati ini terus memiliki hatimu di setiap nafasku
Malam dalam gelap terenung satu alasan
Yang selalu aku pikirkan
Yang selalu aku nantikan
Semua kata dirimu
Kau tahu aku selalu ikuti pikiranmu
Kau tahu aku selalu ikuti apa kata dirimu
Tak satupun alasan
Ada ataupun tak ada dirimu
Ku tetap menjaga cintamu
Kau tahu ku selalu ikuti kasihmu
Kau tahu ku selalu ikuti cintamu
Dan tak satupun alasan
Melupakanmu, meninggalkanmu
Jiwaku ingin senantiasa bersanding setiap hari
Kau tetap puteri fajarku
Si penerang jiwa dalam semu
Yang terus menemani langkah hatiku
'tuk melangkah dijalan tertutup kabut harap